Monday, October 24, 2011

Mengenal LINUX..

Apa itu Linux?

Linux adalah Unix clone, kernel nya ditulis oleh Linus Torvalds dan dikembangkan dengan bantuan programer dan hackers dari seluruh dunia. Selengkapnya bisa dibaca di situs milik rekan saya ini http://sby.centrin.net.id/~inu/
Linux memiliki semua feature yang dimiliki oleh Unix, termasuk multitasking, virtual memory, shared libraries, demand loading, shared copy-on-write exexutables, proper memory management dan TCP/IP networking.
Dengan feature sekelas 'real operating system' tersebut tidak membuat Linux menjadi mahal harganya, justru Linux dapat diperoleh secara gratis. Kalaupun ada sedikit charge itu hanya sebagai ongkos distribusi atau pembelian cd belaka.
Linux di distribusikan dibawah GNU General Public License yaitu suatu lisensi dimana pemilik program tetap memegang hak ciptanya tetapi orang lain dimungkinkan menyebarkan, memodifikasi atau bahkan menjual kembali program tersebut tapi dengan syarat source code asli harus tetap disertakan dalam distribusinya.

Hardware yang dibutuhkan

Linux pertama kali dikembangkan untuk PC berbasis 386/486 dan kemudian dikembangkan juga untuk mesin-mesin lain. Hingga saat ini Linux juga berjalan di mesin-mesin DEC Alpha, SUN Sparcs, M68000 (seperti Atari dan Amiga), MIPS serta PowerPC.
Linux bisa berjalan hanya dengan 150MB spasi hard disk, 2 MB RAM tapi secara realistis tentunya dibutuhkan ruang lagi untuk development tools, data dan sebagainya maka dibutuhkan sekitar 250MB spasi hard disk dan 12-16MB RAM. Kebutuhannya akan meningkat bila kelak dipasang Xwindow dsb.
Sebagai sistem operasi modern Linux mendukung banyak sekali hardware yang beredar di pasaran tapi beberapa memang tidak didukung karena masalah teknis atau sekelompok sukarelawan sedang sedang mengusahakan driver-nya. Untuk mengecek hardware apa saja yang bisa berjalan di bawah Linux silakan lihat hardware compability di http://www.redhat.com

Seiring dengan berkembangnya Linux, berbagai features kian kompleks dan beragam. Hal ini  menyebabkan aplikasi-aplikasi yang ada menjadi semakin memakan memori dan menjadi lambat. Tidak hanya aplikasi windows atau machintosh saja yang mengalami masalah ini, Linux pun mengalaminya. Berbagai distromodern, semacam Fedora 15, Ubuntu 11.04, atau OpenSuSe 11.3 juga memiliki problem serupa karena membutuhkan persyaratan minimal RAM sebesar 512 MB dan prosesor Pentium IV agar lancar digunakan. Padahal, tidak semua orang saat ini memakai komputer dengan spesifikasi tinggi. Untuk itu, perlu aplikasi alternatif yang hemat RAM, cepat dieksekusi, dan responsif. Program alternatif tersebut juga cocok bagi pengguna Linux yang ingin mengoptimalkan sistem Linux-nya.
Berikut ini akan kami berikan beberapa aplikasi alternatif yang relatif lebih "enteng" dan "layak" digunakan. Penjelasan kali ini didasarkan pada distro Mint 9 Isadora yang memiliki koleksi program yang relatif lengkap (karena berbasis distro Ubuntu yang populer). Pemakai distro lain juga tetap bisa mengadopsi aplikasi atau program yang sama dengan repository masing-masing.
Alternatif Open Office atau Libre Office: Abiword dan Gnumeric
Semua pengguna Linux biasanya telah mengenal Open Office. Bahkan, pengguna Windows atau Mac sekalipun, bisa jadi juga menggunakan Open Office. Namun, tahukah Anda ukuran paket setup Open Office? Kurang lebih sebesar 220 sampai dengan 250 MB. Ini hanya perkiraan kasar dari paket Open Office 3.2.0 milik penulis dari repository Linux Mint 9. Alternatifnya untuk pengolah kata, ada Abiword dan Gnumeric sebagai aplikasi spreadsheet. Dua program ini sering disebut masuk dalam paket GNOME office, walaupun sebenarnya tidak ada istilah paket GNOME office.
Abiword versi terbaru sudah mampu membaca dokumen Microsoft Office sampai dengan versi 2007 (format XML) berikut dokumen ala Open/Libre Office. Hal yang sama juga didukung oleh Gnumeric. Abiword bahkan menyertakan kemampuan untuk menyimpan (ekspor) file sebagai format PDF dan Postscript. Anda dapat menginstall Abiword dan Gnumeric dengan mengetik:
# aptitude install abiword
# aptitude install gnumeric

Web Browser: Midori dan Dilo
Browser-browser  seperti Firefox ataupun Google Chrome memang memiliki kemampuan yang terbilang sangat lengkap. Dukungan dan koleksi add-onnya pun sangat lengkap, mulai dari Flash yang terbilang umum sampai agak khusus, misalnya pemblokir iklan. Namun, ada kalanya Anda hanya membutuhkan browser seperti Dilo, yang kebutuhan RAM-nya kecil tetapi dapat membuka halaman web secara sederhana. Tidak perlu dukungan HTML terbaru dan tidak perlu plugin yang bermacam-macam. Browser Dilo tidak mendukung Javascript. Pilihan lainnya adalah Midori yang memiliki sedikit masalah (kurang kompatibel) dengan beberapa website, misalnya Google Mail. Anda dapat menginstall MIdori pada distro Debian atau turunannya dengan perintah:
# aptitude install midori
Sedangkan aplikasi Dilo dapat Anda dapatkan pada PPA (Personal Package Archieve) di https://launchpad.net. Atau Anda juga bisa mendownload file .deb secara manual sesuai versi distro (Mint 9 setara dengan Ubuntu 10.04 Lucid). Lalu, Anda menginstallnya dengan perintah : $ sudo dpkg -i dillo _2.2-0+dillo1_i386.deb
Terminal Emulator: evilvte dan mrxvt
Pengguna Linux tingkat lanjut sepertinya sulit dilepaskan dari penggunaan perintah berbasis teks. Bagi mereka, program console atau disebut juga terminal emulator sangat penting artinya. Pilihannya biasanya Konsole dan Gnome Terminal. Dari namanya Anda bisa menebak bahwa yang pertama adalah bagian dari KDE, dan yang kedua bagian dari GNOME.
Dua program ini menawarkan features yang berguna, seperti multi tab, activity monitoring, penangkapan URL, dan lain-lain. Sayangnya, dua program ini tidak bisa dilepaskan dari library GNOME dan KDE. Akibatnya, konsumsi RAM-nya relatif besar. Pilihan alternatifnya adalah terminal emulator evilvte dan mrxvt. Keduanya relatif hemat resource (prosesor dan memori).
Sedikit catatan untuk evilvte versi 0.4.5-1 bawaan Ubuntu 10.04 atau turunannya, terminal emulator ini terkadang bisa "menghilang" atau terhenti dengan sendirinya. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa menggunakan program screen sebagai shell sehingga Anda dapat meng-attach ulang dengan mudah.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews